Hari Raya Idul Adha dan Pesan Toleransi

Hari Raya Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu hari besar umat Islam yang penuh makna dan sarat dengan nilai-nilai kebaikan. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen ibadah

dan pengorbanan, tetapi juga sarana untuk meneguhkan pesan-pesan toleransi antar umat beragama. Idul Adha dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Islam, sebagai peringatan atas kesediaan Nabi

Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Namun, sebelum pengorbanan itu terlaksana, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail AS dengan seekor domba. Kisah ini mengajarkan tentang ketaatan, pengorbanan, dan keikhlasan dalam menjalankanp erintah Allah. Pengorbanan dalam Idul Adha memiliki makna yang sangat mendalam. Bukan hanya sekedar menyembelih hewan kurban, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa berkorban untuk sesama, berbagi kebahagiaan, dan menunjukkan kepedulian. Daging hewan kurban yang dibagikan kepada mereka yang membutuhkan menjadi simbol bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa memberikan kepada orang lain. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Daging-daging (kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu” (QS. Al-Hajj: 37). Ayat ini menekankan bahwa yang paling penting dari ibadah kurban adalah ketakwaan dan niat ikhlas kita dalam beribadah dan berkorban.

Dalam konteks ini, Idul Adha juga menyiratkan pesan toleransi yang kuat. Dalam masyarakat yang beragam, perbedaan adalah sesuatu yang alami dan harus diterima dengan lapang dada. Idul Adha mengajarkan kita untuk menghormati perbedaan tersebut dan hidup berdampingan dengan penuh kedamaian. Toleransi tidak hanya tentang menghormati keyakinan orang lain, tetapi juga tentang memahami dan menghargai keberagaman sebagai anugerah.

Hari Raya Idul Adha menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat tali persaudaraan, baik dikalangan umat Islam sendiri maupun dengan umat beragama lain. Di banyak tempat, kita bisa melihat

bagaimana umat Islam berbagi kebahagiaan Idul Adha dengan semua lapisan masyarakat, tanpa

memandang perbedaan agama, suku, dan status sosial. Dalam setiap perayaan, selalu ada kesempatan

untuk membangun jembatan perdamaian dan kerukunan. Umat Islam diajarkan untuk bersikap baik

kepada tetangga, berbuat baik kepada siapa saja, dan menghindari perpecahan. Nabi Muhammad SAW

bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang

dia cintai untuk dirinya sendiri” (HR. Bukhari dan Muslim). Nilai-nilai ini sejalan dengan ajaran Islam yang

menekankan pentingnya hidup damai dan harmonis.

Toleransi bukanlah sesuatu yang hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

Sebagai umat beragama, kita bisa memulainya dari hal-hal kecil, seperti menghargai pendapat orang lain,

tidak memaksakan keyakinan, dan selalu berusaha untuk memahami sudut pandang yang berbeda.

Penting untuk menanamkan nilai-nilai toleransi kepada generasi muda, agar mereka tumbuh menjadi

individu yang menghargai keberagaman dan mampu hidup dalam harmoni dengan sesama. Pendidikan

toleransi bisa dimulai dari keluarga, sekolah, hingga lingkungan masyarakat.

Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Hari Raya Idul Adha, kita dapat

menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan damai, serta mempererat hubungan persaudaraan diantara umat manusia. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai inspirasi untuk terus menebarkan kebaikan dan menjunjung tinggi toleransi dalam setiap aspek kehidupan.

Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Hari Raya Idul Adha, kita dapat

menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan damai, serta mempererat hubungan persaudaraan diantara umat manusia. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai inspirasi untuk terus menebarkan kebaikan dan menjunjung tinggi toleransi dalam setiap aspek kehidupan.

(Muzemmil) Mahasiswa S2 KPI UIN Sunan Kalijaga

Writer: MuzammilEditor: AW