ZONAKALBAR.COM – Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIMA Sintang mengklarifikasi polemik pro dan kontra statmen Polda Kalbar yang terkesan arogan, apa lagi di media sosial akibat Konfrensi Pers Aliansi Mahasiswa BEM SEKA 2 Wilayah Timur, DEMA STAIMA menjadi bulan-bulanan nitizen dan masyarakat.
“Perlu diketahui saat Konfrensi Pers Aliansi Mahasiswa tersebut, Faadhil Muzakki selaku Ketua DEMA STAIMA Sintang sedang berada diluar kota untuk mengantar adiknya melanjutkan pendidikan diluar Sintang,” katanya.
“Memang ad Jum’at (5/7/2024) itu pihak Koordinator Aliansi Mahasiswa BEM SEKA menghubungi dirinya melalui telpon selular,untuk undangan diskusi di Nordu,tapi tidak dijelaskan maksud dan tujuan nya, karena saya sedang berada diluar kota maka saya berkomunikasi dengan pengurus lain agar mewakili saya mengikuti undangan diskusi tersebut,” tambahnya.
Faadhil kemudian kaget malamnya di medsos muncul berita konfrensi pers Aliansi Mahasiswa BEM SEKA yang menimbulkan polemik. Akhirnya ia pun melakukan koordinasi kepada pengurus yang mengikuti kegiatan Nordu, didapat lah informasi bahwa pada saat di Nordu semua telah disiapkan dengan baik langsung mengadakan konfrensi pers tanpa adanya diskusi terlebih dahulu, hingga menjadi polemik saat ini.
“Untuk itu dia menyayangkan juga ada pihak-pihak yang ingin membenturkan mahasiswa dan masyarakat,” katanya.
Baca juga: Berikut Jadwal Semifinal Copa America 2024
Faadhil menegaskan soal sengkarut pro dan kontra stetmen Kapolda Kalbar, Faadhil sepakat dengan pernyataan sikap PC PMII Kabupaten Sintang yang menyayangkan statmen Kapolda Kalbar terkesan arogan.
“lebih baik Kapolda Kalbar tangkap saja cukong-cukong bandar besar yang bermain di bisnis PETI ini ketimbang menggertak masyarakat kecil yang tak berdaya,” tegasnya.
Baca juga: Hasil pertandingan 8 Besar Euro 2024. Spanyol Menang 2-1 atas Jerman
Faadhil juga setuju Kapolda Kalbar untuk datang langsung ke lapangan jangan cuma duduk manis didepan meja. Serta memberikan solusi alternatif bagi warga yang terdampak dan menggantungkan nasib nya di PETI.
“Masa beraninya menggertak rakyat kecil, memenjarakannya,sementara cukong-cukong dibiarkan bebas, dari dulu pun seperti ini, rakyat kecil jadi bulan-bulanan APH,,” tegasnya.