ZONAKALBAR.COM – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kalbar (DLHK), Felix Belawing. Ia menyampaikan bahwa kondisi lahan gambut di Kalbar cukup luas, dan apabila kemarau menjadi sangat kering.
“Karena kondisi gambut sudah rusak sehingga dia tidak bisa menahan air dan gambut ini otomatis pada saat kebakaran langsung mudah sekali untuk terbakar dan pemadaman cukup sulit karena sering kali apabila di permukaan tidak terlihat ada bara api tapi di bawah tanah kedalaman 3 meter hingga lebih terbakar dan asap keluar,” kata Felix saat menjadi narasumber dalam program RRI Pontianak Pagi Ini, Jumat (2/8/2024).
Ia menuturkan, gambut yang diperbaiki di Kalbar dari tahun 2018-2024 berjumlah 156.073,26 hektar. Untuk itu, DLHK Kalbar bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove melakukan restorasi gambut.
“Kami dari DLHK juga melakukan sosialisasi dan ada program bantuan untuk masyarakat di tingkat desa agar membuka lahan pertanian dengan tidak membakar, ada insentif yang diberikan berupa program kegiatan, sarana prasaran dan bahkan ada bantuan dana,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Cahya Aulia dari Manggala Agni Kalbar menerangkan, dari Januari sampai Juli 2024 sebagian besar wilayah karhutla yang ditangani berada di area gambut.
Setelah ditelusuri memang sebagian besar disebabkan oleh masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar.
Upaya yang dilakukan Manggala Agni pertama adalah pemadaman. Sampai saat ini yang sudah ditangani di Desa Rasau Jaya Umum ada 10 kali pemadaman, dan Desa Bintang Mas ada 2 titik lokasi berbeda dan sudah dilakukan pemadaman sebanyak 5 kali. Kemudian di Kecamatan Singkawang memang sebagian besar lahan gambut.
“Upaya kami saat ini melakukan pendampingan desa dengan membentuk Manggala Agni Pendamping Desa. Kami akan mendampingi desa yang tergolong rawan untuk memberikan edukasi agar tidak membakar lahan,” katanya.