PONTIANAK, ZONAKALBAR.COM – Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Kota Pontianak mengadakan Akademi Digital Lansia (ADL) yang menyasar lebih dari 100 orang dari kalangan pra-lansia dan lansia di wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada bulan Juli 2024 ini.
Pada pelaksanaan ini, Mafindo Pontianak menurunkan 10 fasilitator untuk membekali para lansia pemahaman mengenai cara pencegahan penipuan di dunia digital dan pencegahan hoaks menjelang Pilkada 2024.
Korwil Mafindo Pontiana, Dr. Syarifah Ema Rahmaniah mengatakan, kegiatan ADL ini merupakan bagian dari Program Tular Nalar 3.0 yang diiniasi oleh Mafindo di-support oleh Google, Love Frankie sebagai mitra pelaksana.
“Kami dari Mafindo Pontianak sangat bangga, karena antusias peserta tinggi dalam mengikuti kegiatan ADL ini. Kami juga melihat peserta dapat memahami materi dengan baik dan kami berharap kesadaran masyarakat untuk cakap digital dapat terus meningkat sehingga dapat mengurangi korban haoks dan mencegah berita hoaks beredar,” ucap Syarifah Ema.
Ia menerangkan, bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar pada seremonial saja, tetapi akan ada tindak lanjut dari Mafindo Pontianak bersama tim untuk para peserta. Pendampingan itu bisa dilakukan secara virtual.
Untuk diketahui, pada pelaksanaan ADL untuk di Kota Pontianak berlangsung di Aula Magister Fisip Untan. Sedangkan untuk ADL kedua digelar di Desa Tanjung Saleh Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Kepala Desa Tanjung Saleh, Syarif Muksin Alhinduan mengapresiasi kegiatan tersebut. Syarif Muksin menilai, edukasi terkait literasi digital ini tentunya sangat bermanfaat bagi warga untuk bisa menjadi warga yang cerdas dan bijak bermedia sosial.
“Kita tahu bahwa saat ini eranya digitalisasi, maka kami berterima kasih karena Desa Tanjung Saleh menjadi satu di antara tempat kegiatan Akademi Digital Lansia yang dilaksanakan oleh Mafindo Pontianak ini. Harapan kami, ini bisa terus berlanjut tidak hanya saat ini saja, tetapi bisa dilaksanakan kegiatan serupa dikemudian hari,” ucapnya.
Pendiri Kampung Baca Tanjung Saleh, Siti Badariah berharap setelah adanya pelatihan ini dapat mewujudkan lansia yang produktif. “Bukan hanya sekadar scroll dan share informasi yang didapat, tetapi dapat menyaring informasi yang didapat agar tidak menjadi korban hoaks. Dan ini bukan hanya bagi lansia, tetapi bagi kami selaku anak muda juga,” katanya.
Satu di antara lansia yang mengikuti ADL tersebut, Rahman (65) mengakui dapat belajar lebih mendalam tentang cara agar tidak termakan hoaks. Selama ini, diakuinya memang sering menemui informasi-informasi yang berseliuran belum diketahui kebenarannya.
“Maka dengan adanya pelatihan bagi para lansia bisa bagaimana menolak hoaks dan bisa menghindari berita bohong. Mudah-mudahan kegiatan ini berkelanjutan, karena saat ini masih banyak berita hoaks yang menyesatkan dan menyasar lansia,” ucapnya.
Senada dengan hal itu, Nuni bersyukur bisa menjadi satu diantara lansia yang diikutsertakan pada pelatihan akademi digital lansia. Nuni menerangkan, bahwa hoaks sebenarnya sudah sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat. Bahkan, pihaknya tidak dapat membedakan apakah informasi yang diterima itu benar atau tidak.
“Dengan literasi digital ini semoga kita peserta ADL Dapat menjadi agent masyarakat menganulir berita bohong yang menyesatkan dan merugikan baik diri sendiri atau orang lain. Dengan itu bisa mengurangi korban hoaks,” katanya.