Mathias Aktivis Sosial & Lingkungan Suarakan Pentingnya Pelestarian Hutan untuk Cegah Banjir di Kalbar

ZONAKALBAR.COM – Provinsi Kalimantan Barat kembali menghadapi musibah banjir yang melanda sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Landak, Mempawah, Sambas, Bengkayang, dan Kota Singkawang. Mathias, salah satu Aktivis Sosial & Lingkungan Kalbar menyampaikan aspirasi dan keprihatinannya atas bencana yang terus berulang ini. Ia menilai bahwa salah satu penyebab utama banjir adalah rusaknya ekosistem hutan akibat deforestasi yang tak terkendali.

“Sebagai masyarakat Kalimantan Barat, kita semua tahu bahwa hutan adalah bagian penting dari kehidupan kita. Namun, faktanya, hutan kita terus berkurang karena pembalakan liar dan alih fungsi lahan. Ketika hutan rusak, tanah tidak lagi mampu menyerap air hujan dengan baik, dan akhirnya banjir melanda,” ujar Mathias dalam pernyataannya pada hari Selasa (28/01/2025).

Baca juga:Yaumul Ijtima’ dan Arisan Rutin Muslimat NU Sambas Putaran XVII: Perkuat Silaturahmi dalam Semangat Isra Mi’raj

Mathias juga menekankan perlunya langkah konkret untuk melestarikan hutan, yang ia yakini sebagai solusi jangka panjang untuk mencegah banjir. Ia mengusulkan beberapa langkah penting, seperti penghentian deforestasi ilegal, rehabilitasi lahan kritis, dan pengelolaan tata ruang yang lebih bijaksana.

“Kita tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah. Semua pihak, mulai dari masyarakat adat, pelaku usaha, hingga pemerintah daerah, harus bersatu menjaga lingkungan ini. Reboisasi dan penghentian pembukaan lahan secara sembarangan adalah langkah yang mendesak,” tambahnya.

Baca juga:MWCNU dan PRNU Kecamatan Sebangki Dilantik, Kukuhkan Komitmen untuk Perdamaian dan Toleransi

Selain itu, Mathias juga menyoroti pentingnya peran masyarakat adat dalam menjaga hutan. Ia mengapresiasi kearifan lokal masyarakat adat di Kalimantan Barat yang selama ini menjadi garda terdepan dalam melindungi hutan dari kerusakan.

“Seharusnya kita belajar dari masyarakat adat yang telah hidup berdampingan dengan alam secara harmonis selama ratusan tahun. Mereka tahu cara menjaga hutan agar tetap lestari,” ucap Mathias.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan. Menurutnya, pendidikan dan kampanye lingkungan perlu digalakkan, khususnya kepada generasi muda, agar mereka memiliki kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Generasi muda adalah harapan masa depan, dan merekalah yang akan mewarisi hutan ini. Jika kita tidak mulai bertindak sekarang, kita hanya akan mewariskan bencana dan kerusakan lingkungan kepada mereka,” tegas Mathias.

Baca juga:Pro Kontra KONKOORCAB XI: PC PMII Ketapang Layangkan Rapor Merah untuk PKC PMII Kalbar

Mathias juga mengingatkan bahwa dampak banjir tidak hanya dirasakan oleh masyarakat secara langsung, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan infrastruktur daerah. Ia menyerukan agar semua pihak memandang masalah ini sebagai tanggung jawab bersama.

“Kita tidak bisa terus-menerus hanya bereaksi setelah banjir terjadi. Sudah saatnya kita berpikir ke depan dan mengambil tindakan nyata untuk mencegah bencana ini. Pelestarian hutan bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga melindungi kehidupan masyarakat,” tutupnya.