ZONAKALBAR.COM, BENGKAYANG – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Bengkayang laksanakan Musyawarah Daerah (MUSDA) Ke-II bertempat di Aula Wisma Tuah Raya (Bengkayang, Rabu 13 Maret 2023).
MUSDA AMAN Bengkayang mengangkat Tema “Menuju Masyarakat Adat Yang Berdaulat Atas Nasibnya Sendiri”. pada kegiatan tersebut, hadir Pj Ketua AMAN Wilayah Kalbar Tono, Biro UKP3 AMAN Kalbar Lorensius Tatang, Ketua BPAN PW Kalbar Dama Saputra Supin, Biro OKK Aman Kalbar Bobpi Kaliyono, SH, Ketua Dewan AMAN Daerah (DAMANDA) Bengkayang Bapak Abulipah, Para Pengurus AMAN Bengkayang serta Para Komunitas Masyarakat Adat yang tergabung di dalam keanggotaan AMAN.
BACA JUGA:
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Adrianus Asia Sidot Minta Mahasiswa amalkan Nilai-nilai Pancasila
MUI Kalbar Gelar Doa dan Dzikir Bersama Untuk Keselamatan Negeri
Dalam sambutannya Dewan AMAN Daerah Bengkayang Abulipah menuturkan bahwa ciri khas dari Masyarakat adat adalah masih terdapatnya Kekayaan Masyarakat Adat, Pengurus Adat, Sejarah Masyarakat Adat dan lainnya.
“Kalau hal tersebut sudah tidak ada, maka tidaklah lagi kita dapat disebut Masyarakat Adat. Untuk itu tugas kita ialah menjaga bumi ini dan seluruh peradabannya demi keberlangsungan Masyarakat adat yang Lestari,” pungkasnya.
Abulipah juga menambahkan bahwasannya MUSDA ini bukan hanya semata untuk memilih ketua baru tetapi ini adalah proses konsolidasi dan evaluasi organisasi secara menyeluruh.
Sementara itu Ketua PJ Aman Kalbar Tono menyampaikan bahwa musda ini merupakan mandat dari organisasi yang mana wajib dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Seperti yang dikatakan pak Abulipah Tadi, Musda ini bertujuan untuk evaluasi dan konsolidasi serta silaturahmi organisasi untuk 5 tahun kedepan.
Perlu kita ketahui, bahwasannya AMAN saat ini sangat fokus bergerak bagaimana kebijakan dan pengakuan Masyarakat Adat dapat terwujud. Itu selalu kita dorong dan akan terus berlangsung sampai Pemerintah Republik Indonesia mengabulkan hal tersebut. Kemudian untuk ditingkat daerah, kita akan terus berjuang agar daerah yang belum ada PERDAnya dapat segera ditindaklanjuti dan disetujui oleh PEMDA-PEMDA yang bersangkutan.
“Tugas kita AMAN memastikan Masyarakat adat ini tetap terus ada di Bumi ini dan akhirnya tujuan kita dalah bagaimana kita tetap saling bahu membahu mewujudkan Masyarakat adat yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya,” tutur Tono”.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan agenda sidang. Dalam prosesnya, sidang di pimpin oleh Saudara Bobpi Kaliyono, SH bertindak sebagai Pimpinan Sidang, Eko Zanuardy sebagai Sekretaris dan Markos sebagai Anggota.
Bobpi menuturkan bahwasannya AMAN Bengkayang memiliki 15 Komunitas. Dari 15 anggota Komunitas yang ada, sebanyak 11 komunitas hadir dalam MUSDA tersebut maka Forum tersebut sudah memenuhi Quorum dan dapat dilanjutkan. Adapun komunitas yang hadir diantaranya, Komunitas Desa Tiga Berkat, Sempayuk, Binua Gejekng Hulu, Binua Gajekng Hilir, Binua Sawak Hulu, Binua Lumar, Dayak Bakati Kuma Lamolda, Bakati Rara Riok Sahan, Dayak Bakati Riok, Dayak Bekati Binua Sara dan Dayak Iban Semunying Jaya.
Selama MUSDA berlangsung terdapat tiga calon yang diajukan oleh Komunitas untuk menjadi Ketua PH AMAN Bengkayang.
Namun seiring berjalannya forum, satu orang mengundurkan diri sehingga hanya terdapat dua calon. Yakni Philipus dari Komunitas Binua Lumar dan Angga dari Komunitas Dayak Bakati Riok Sebalos.
Setelah terdapat kandidat calon Ketua PH AMAN Daerah, Komunitas yang hadir kemudian melaksanakan Musyawarah Mufakat dalam menentukan Ketua PH AMAN Daerah Periode 2024-2029. Proses Musyawarh Mufakat berjalan cukup alot. Kurang lebih satu jam berlalu dalam proses musyawarah mufakat yang dilakukan komunitas, dalam kesepakatannya para komunitas yang hadir kemudian menyepakati saudara Angga dari Komunitas Dayak bakati Riok untuk memimpin AMAN Bengkayang 5 Tahun kedepan.
MUSDA Ke-II AMAN Bengkayang Kemudian di tutup oleh Tono selaku Pj Ketua AMAN Wilayah Kalimantan Barat.**