PONTIANAK, ZONAKALBAR.COM – Dalam Public Lecture yang bertema “Penguatan Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi: Perspektif Sosiologi Agama dan Pendidikan Multikultural” yang digelar di Aula Senat IAIN Pontianak, Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si., Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA), menyampaikan paparan mendalam terkait tantangan dan strategi penguatan pendidikan Islam di era digital.
Menurut Prof. Nur Syam, pendidikan agama Islam memiliki peran penting sebagai pedoman kehidupan yang mampu menciptakan harmoni sosial.
“Pendidikan agama bukan hanya soal ritual, tetapi juga menyentuh aspek sosial, budaya, dan moral. Di tengah globalisasi, pendidikan agama Islam harus mampu menjadi panduan yang relevan, tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga dalam konteks masyarakat yang multikultural,” ungkapnya pada Senin (16/12/2024).
Pentingnya Pendidikan Islam di Era Globalisasi menurut Prof. Nur Syam menekankan tiga alasan utama mengapa pendidikan agama Islam tetap relevan di era globalisasi:
Filosofis – Pendidikan agama mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang rukun, harmonis, dan selamat, menjadikannya landasan bagi masyarakat yang damai.
Sosiologis – Pendidikan agama menjadi pedoman perilaku sosial yang memungkinkan masyarakat hidup dalam keberagaman dengan penuh toleransi.
Politis – Pendidikan agama di Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa, mencerminkan komitmen untuk menjaga nilai-nilai keagamaan dalam sistem pendidikan nasional.
Tantangan Pendidikan Islam
Di era digital, Prof. Nur Syam menyebutkan beberapa tantangan yang harus dihadapi pendidikan agama, antara lain rendahnya kualitas pendidikan, kesenjangan pendidikan antarwilayah, dan minimnya integrasi teknologi dalam pembelajaran.
“Kita menghadapi tantangan besar, terutama dalam digitalisasi pendidikan. Perguruan tinggi harus mampu memanfaatkan teknologi seperti Artificial Intelligence untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika tidak, kita akan tertinggal jauh,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya moderasi beragama dalam pendidikan Islam. “Islam yang wasathiyah (moderat) harus menjadi dasar dalam mengajarkan nilai-nilai agama. Pendekatan ini penting untuk menghindari ekstremisme dan menciptakan masyarakat yang harmonis,” tambahnya.
Strategi Penguatan Pendidikan Islam
Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Nur Syam menawarkan beberapa strategi, termasuk:
Peningkatan kualitas kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan multikulturalisme.
Penguatan pendidikan karakter melalui pendekatan terpadu yang melibatkan semua mata pelajaran.
Digitalisasi pendidikan untuk memperluas akses dan meningkatkan efisiensi pembelajaran.
Prof. Nur Syam juga mendorong pengembangan kolaborasi antara lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk memastikan pendidikan Islam tetap relevan dan inklusif.
Harapan untuk Pendidikan Islam di Masa Depan
Sebagai penutup, Prof. Nur Syam menyampaikan optimisme bahwa pendidikan agama Islam dapat menjadi solusi bagi berbagai tantangan global.
“Melalui pendidikan yang berbasis nilai keagamaan dan multikultural, kita bisa menciptakan masyarakat yang adil, inklusif, dan harmonis,” pungkasnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan akademisi, mahasiswa, dan tokoh masyarakat, menjadikan paparan Prof. Nur Syam sebagai inspirasi bagi upaya memperkuat peran pendidikan Islam di era globalisasi.