ZONA KALBAR COM, SAMBAS – Warga Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, kembali menyuarakan keluhan atas kondisi jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Seranggam dengan Desa Serumpun, Kecamatan Salatiga.
BACA: Sambas: Ditemukan Bayi di Rumah Kosong , Kenapa Orangtuanya Tega?
Jalan sepanjang kurang lebih 4-5 kilometer tersebut mengalami kerusakan parah dan sudah puluhan tahun tidak tersentuh perbaikan berarti.
Kerusakan Jalan yang Berlarut-larut
Menurut Esi Sandatri, salah seorang warga, kerusakan jalan ini telah berlangsung sekitar 30 tahun tanpa ada perbaikan.
“Kondisi tersebut diperparah karena jalan ini merupakan jalan kabupaten, sehingga tidak bisa diperbaiki menggunakan dana desa,” katanya melalui keterangan tertulisnya.
BACA: Honorer Dinkes Sambas Ditemukan Meninggal Gantung Diri di Kontrakan Kubu Raya
Meski demikian, warga dengan swadaya mengupayakan penimbunan jalan berlubang menggunakan batu kong yang dikumpulkan sebanyak dua dump truk.
“Bantuan penimbunan juga pernah diberikan oleh Dinas Pekerjaan Umum dengan material tanah kong sebanyak jumlah yang sama.
BACA: 50 Siswa Baru SMK Subur Insani Sambas Ikuti MPLS
Dampak Sosial dan Ekonomi
Jalan ini menjadi akses vital bagi masyarakat setempat, terutama anak-anak yang bersekolah, serta petani yang mengangkut hasil panen mereka.
Namun, menurutnya, kondisi jalan yang rusak parah sangat menghambat mobilitas sehari-hari dan semakin berbahaya saat musim hujan.
BACA: Pangdam XII/Tpr Dampingi Mentan RI Kunjungan Kerja Di Kabupaten Sambas Kalbar
“banyak warga yang pernah terjatuh karena jalan yang licin dan berlubang. Kondisi ini tidak hanya membahayakan keselamatan, tetapi juga berpotensi menghambat perkembangan ekonomi desa,” tuturnya.
Kondisi Jembatan yang Memprihatinkan
Selain jalan, jembatan yang berada di jalur tersebut juga dalam kondisi memprihatinkan. Bagian bawah jembatan sudah banyak patah dan besi penyangga di bawah jembatan banyak yang putus.
Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat setiap hari jembatan ini dilalui oleh truk pengangkut sawit, batu, dan pasir. Keberadaan jembatan yang rapuh sangat berisiko terhadap keselamatan warga dan kelancaran transportasi.
Protes Warga dan Harapan Perbaikan
Kondisi jalan yang parah sempat viral di media sosial setelah warga menanaminya dengan pohon pisang sebagai bentuk protes atas lambannya penanganan pemerintah.
“Sayangnya, hingga saat ini perbaikan permanen belum terealisasi. Warga sangat berharap pemerintah kabupaten segera turun tangan untuk mengaspal jalan dan memperbaiki jembatan yang sudah rapuh, demi keselamatan dan kenyamanan akses utama warga,” tutupnya.