Data English Collective of Prostitution: Perempuan di Inggris Banyak Jadi PSK

Zona Perempuan – Baru-baru ini disebutkan bahwa berdasarkan Data English Collective of Prostitution, perempuan di Inggris banyak jadi PSK atau pekerja seks Komersial yang dikutip dikutip pada Senin (22/8/2022) dari cnbcindonesia.com.

Hal itu terjadi karena krisis biaya hidup yang kini melanda negara Inggris, sehingga mendorong lebih banyak perempuan menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Disebabkan inflasi yang mencapai 10%, tertinggi dalam 40 tahun, kemudian harga energi dan makanan di kerajaan itu menyulitkan warga khususnya wanita yang menjadi ibu tunggal dengan banyak anak.

Dari itu disebutkan, pada awal musim panas negara itu, tepatnya dimulai bulan Juni dan berakhir September, terdapat tambahan 1/3 perempuan menjadi PSK.

Data English Collective of Prostitution: Perempuan di Inggris Banyak Jadi PSK
Ilustrasi/freepik

“Krisis biaya hidup sekarang mendorong wanita menjadi pekerja seks dengan berbagai cara. Apakah itu di jalan, di tempat atau online,” kata Juru Bicara Niki Adams, dimuat Sky News yang dilansir zonakalbar.com CNBC Indonesia.

Baca juga: Cek Harga iPhone 13 Pro Max Terbaru Edisi 2022, dan Bocoran Spesifikasi dan Harga iPhone 14

“Secara keseluruhan apa yang kami lihat adalah orang-orang datang ke pekerjaan itu dari tempat yang putus asa.”

Lebih lanjut, disebutkannya, seorang ibu dengan empat anak, kini menjadi PSK pasca kehilangan uang dan tak masuk salah satu penerima bantuan tunai di Inggris, Universal Credit.

“Dia mulai melakukannya beberapa malam dalam seminggu di jalanan… Ini cukup untuk membayar setiap tagihan,” kata Adams.

Baca juga: Arvin Raih 6 Trofi dalam Sebulan di Kejuaraan Menembak

“Dia tidak memiliki kapasitas untuk bekerja secara indoor (hal yang legal di Inggris), meskipun itu akan jauh lebih aman dan dia lebih menyukainya,” tegasnya lagi.

Keadaan tersebut, yang kemudian juga menimbulkan masalah baru. Disebutkan, banyak perempuan pekerja seks pada akhirnya tak mampu melindungi diri dari kekerasan dan eksploitasi.

“Dan itu juga berarti kondisi kerja seks memburuk ke titik di mana mereka membahayakan nyawa perempuan,” tambah Adams.

Baca juga: Percaya Proses Hukum KPK, Keluarga Siapkan Bantuan Hukum Untuk AD

Selain itu, juga dikatakan oleh pekerja pendukung wanita untuk Beyond the Streets, Nikki McNeill. Beyond the Streets merupakan sebuah badan amal yang berbasis di Southampton dan London yang membantu orang menemukan jalan keluar dari industri seks di seluruh Inggris.

Dia dan rekan-rekannya, sambungnya, juga melihat peningkatan jumlah pekerja seks belakangan ini. Rata-rata beralasan “seks untuk bertahan hidup”.

“Kami menyebutnya demikian karena itu satu-satunya pilihan yang dapat dibuat para wanita ini untuk bertahan hidup. Itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, memiliki cukup uang untuk makan dan sewa,” katanya.

Dikabarkan juga pada pemberitaan yang lalu, bank sentral Inggris, Bank of England memperkirakan inflasi harga konsumen akan mencapai 13,3% pada bulan Oktober.

Kemudian angka tersebut tentu bakal diiringi kenaikan biaya energi rata-rata yang kemungkinan mencapai 4.266 pound (Rp 75 juta) per tahun di awal 2023.

Di sisi lain, BoE memperingatkan ekonomi Inggris akan memasuki resesi terpanjang sejak krisis keuangan global pada kuartal-IV 2022.

Kemudian dinamika nilai tukar poundserling di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) juga kini melemah, sejak akhir 2021 (year-to-date).

Itulah artikel yang tayang di zona kalbar dengan ‘Data English Collective of Prostitution: Perempuan di Inggris Banyak Jadi PSK’