ZONA KALBAR – Kisah Kesaktian Soekarno – Idul Adha adalah hari raya kedua setelah Idul Fitri. Hari besar ummat muslim tersebut menjadi hari raya kedua yang diperingati setahun sekali saat tanggal 10 Dzulhijjah. Idul Adha di Indonesia lumrah disebut sebagai lebaran haji yakni hari dimana ummat muslim Indonesia melakukan sholat ied berjemaah dan melakukan pemotongan hewan kurban untuk dibagikan kepada masyarakat.
Seperti negara yang lain, perayaan idul adha di Indonesia tak jauh berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Akan tetapi tahukah kamu jika terdapat peristiwa berdarah yang menjadi sejarah kelam dalam perayaan Idul Adha di Indonesia.
peristiwa berdarah tersebut terjadi pada perayaan Idul Adha, 14 Maret 1962 yakni ketika pelaksanaan sholat Ied di lapangan Istana Merdeka Jakarta.
Baca juga: GMNI Al Qolam Gelar Aksi Berbagi Daging Kurban
Saat pelaksanaan sholat Ied di lapangan Istana merdeka Jakarta pada perayaan Idul Adha 1962. Terjadi peristiwa percobaan penembakan kepada Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno.
Peristiwa tersebut, terjadi ketika presiden Soekarno beserta rombongan Mentri mengikuti pelaksanaan sholat Ied yang digelar di lapangan istana merdeka Jakarta.
Terjadi peristiwa penembakan yang dilakukan oleh salah seorang jamaah kepada presiden Soekarno. penembakan yang dilakukan oleh salah seorang seorang jemaah tersebut diketahui berasal dari anggota kelompok Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Mengutip tulisan Hendri F Isnaeni dalam artikel berjudul “Tembakan Hari Raya Kurban” ia menjelaskan dalam tulisannya tersebut, ketika itu Shalat Idul Adha di gelar di lapangan Istana Merdeka.
Baca juga: P3SM Kalbar Berbagi Daging Qurban, Berbagi Kebahagiaan
Saat shalat Ied memasuki rakaat kedua terdengar bunyi tembakan dan seruan takbir Allahu Akbar. Tembakan tersebut membuat jamaah seketika bubar dan kocar kacir mencari perlindungan.
Dalam kesaksian mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa Maulwi Saelan bercerita, saat pelaku menuju ke shop depan dan ingin menembak Presiden Soekarno pelaku merasa bingung karena pelaku seperti melihat ada dua sosok yang sama dengan bapak proklamator kemerdekaan tersebut.
Maulwi Saelan berkata “Ketika diperiksa, penembak mengaku melihat Bung Karno yang dibidiknya ada dua orang, ia bingung hendak menembak yang mana. Tembakannya meleset dan mengenai bahu Ketua DPR Zainal Arifin,” ujar Maulwi.
Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap pelaku penembakan percobaan pembunuhan presiden pertama Republik Indonesia, akhirnya diketahui pelaku berjumlah 3 orang yang merupakan anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosoewirjo.
Dikatakan dalam keterangan Maulwi, Soekarno yang dijadwalkan memberikan sambutan dalam pelaksanaan shalat Idul Adha kala itu batal dilakukan karena peristiwa itu.
Peristiwa tersebut sampai saat ini diingat sebagai peristiwa percobaan pembunuhan Presiden Soekarno. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada 3 anggota DI/TII tersebut. Mereka merencanakan pembunuhan Soekarno sudah dirancang sebelum pelaksanaan Shalat Idul Adha pada 14 Maret 1962. Pelaku merancang pembunuhan Soekarno sejak 9 Maret 1962. Kartosoewirjo memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Soekarno karena ia dianggap penghalang terwujudnya negara Islam Indonesia.**