ZONA KALBAR – Dunia dikejutkan oleh laporan mengerikan mengenai perlakuan yang dialami para aktivis yang dideportasi oleh Israel. Artikel ini mengenai aktivis Greta Thunberg disiksa dan dipermalukan oleh Militer Israel.
Baca:Â G30S/PKI: Luka Bangsa, Pertarungan Ideologi, dan Refleksi Nasional
Armada Global Sumud Flotilla (GSF), yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, dicegat oleh pasukan Israel, dan kesaksian para peserta mengungkapkan tindakan brutal yang dialami, termasuk aktivis lingkungan terkemuka asal Swedia, Greta Thunberg.
Setelah penahanan dan deportasi puluhan aktivis, politisi, dan jurnalis internasional yang tergabung dalam armada GSF, tuduhan serius muncul mengenai penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi oleh pasukan Israel terhadap para tahanan, termasuk Greta Thunberg.
Ersin Celik, seorang jurnalis Turki yang ikut serta dalam armada GSF, memberikan kesaksian mengejutkan kepada media lokal. Ia mengaku menyaksikan langsung bagaimana pasukan Israel menyiksa Greta Thunberg. Celik menggambarkan bahwa Thunberg diseret di tanah dan dipaksa mencium bendera Israel oleh tentara Zionis.
Bac:Â Kapan Tahun Baru Islam 2025 ? Ini jawabnya
Kesaksian serupa juga diungkapkan oleh aktivis Malaysia, Hazwani Helmi, dan peserta armada GSF asal Amerika Serikat (AS), Windfield Beaver, setibanya mereka di Bandara Istanbul. Mereka menuturkan bahwa Thunberg didorong dengan kasar dan dipermalukan dengan dipamerkan sambil diselimuti bendera Israel, menjadikannya sebagai alat propaganda oleh pasukan keamanan Israel.
“Itu adalah bencana. Mereka memperlakukan kami seperti binatang,” ungkap Helmi dengan nada getir. Ia menambahkan bahwa para tahanan tidak diberi makanan, air bersih, maupun obat-obatan yang diperlukan.
Baca:Â Tips Menasehati anak perempuan sesuai syariat Islam
Windfield Beaver juga mengonfirmasi perlakuan buruk yang dialami Thunberg. Ia mengatakan bahwa Thunberg diperlakukan sangat buruk dan dengan tergesa-gesa didorong masuk ke sebuah ruangan saat Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, datang.
Jurnalis Italia, Lorenzo Agostino, yang juga berada di armada kapal tersebut, turut membenarkan perlakuan buruk yang dialami aktivis muda itu. “Greta Thunberg, seorang perempuan pemberani, baru berusia 22 tahun. Ia dihina, dililit dengan bendera Israel, dan dipertontonkan layaknya sebuah trofi,” kata Agostino kepada Anadolu Agency.
Pengalaman Mengerikan Mencerminkan Kondisi di Gaza
Kesaksian lain mengungkapkan perlakuan yang lebih parah yang dialami seluruh rombongan armada GSF. Presenter televisi Turki, Ikbal Gurpinar, menuturkan bahwa pasukan Israel memperlakukan mereka seperti anjing.
Baca:Â Isi Pidato Prabowo di PBB saat KTT: Dunia Harus Mengakui Kemerdekaan Pelestina
“Mereka membiarkan kami kelaparan selama tiga hari. Mereka tidak memberi kami air; kami terpaksa minum dari toilet… Hari itu sangat panas, dan kami semua hampir terbakar,” ucap Gurpinar, seperti dikutip Al Jazeera. Gurpinar menyimpulkan bahwa pengalaman buruk itu memberinya pemahaman lebih baik tentang kondisi di Gaza.
Baca:Â Isi Pidato Prabowo di PBB saat KTT: Dunia Harus Mengakui Kemerdekaan Pelestina
Aktivis Turki, Aycin Kantoglu, menceritakan tentang tembok penjara yang berlumuran darah serta coretan pesan yang ditinggalkan oleh para tahanan Palestina sebelumnya. “Kami melihat para ibu menuliskan nama anak-anak mereka di dinding. Kami benar-benar merasakan sedikit dari apa yang dialami warga Palestina,” katanya.
Baca:Â Harga Bitcoin Terjungkal, Efek Konflik Iran Vs Israel
Sebanyak 137 penumpang dari armada kapal GSF yang dideportasi telah mendarat dengan selamat di Istanbul pada Sabtu (4/10/2025), termasuk 36 warga negara Turki, bersama aktivis dari AS, Italia, Malaysia, dan negara-negara lain. Anggota parlemen Italia, Arturo Scotto, juga turut serta dalam armada tersebut.
Baca:Â Komandan Revolusi Islam Iran Ali Shadmani Tewas, Akibat Luka Serangan Israel
Kementerian Luar Negeri Italia mengonfirmasi bahwa 26 warganya telah dideportasi, sementara 15 lainnya masih dalam penahanan di Israel menunggu proses pemulangan.
Pencegatan dan penahanan sekitar 450 orang di 40 kapal GSF ini semakin memperkuat kecaman internasional terhadap Israel. Para kritikus menilai serangan militer ini sekali lagi menegaskan ilegalitas blokade Israel yang telah memutus akses 2,3 juta penduduk Gaza di tengah perang yang masih berkecamuk.
Armada GSF sendiri merupakan upaya terbaru untuk menembus pengepungan dan menyalurkan bantuan bagi warga Palestina di Jalur Gaza yang menderita.
Itulah artikel dengan judul KEJAM! Aktivis Greta Thunberg Disiksa dan Dipermalukan oleh Militer Israel.