SINGKAWANG, ZONAKALBAR.COM – Universitas Islam Malang (UNISMA) mengambil peran strategis dalam upaya penguatan moderasi beragama melalui Seminar Nasional bertema Membentuk Ekosistem Penguatan Moderasi Beragama yang diselenggarakan di Hotel Swiss-Bellin Singkawang pada Selasa, (21/10/2025).
Baca juga:Kabinet Prabowo Sudah Setahun, Menteri AHY Jadi Bintangnya!
Baca juga:Jadi Kota Toleransi, Singkawang Prototipe Membangun Ekosistem Penguatan Moderasi Beragama
Dalam acara tersebut, Prof. Dr. Junaidi Mistar, M.Pd., Ph.D., Rektor UNISMA, memaparkan pentingnya pendidikan multikultural (multicultural education) sebagai fondasi untuk menjaga keutuhan bangsa.
Dalam presentasinya, Prof. Junaidi menyoroti realitas Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas dengan lebih dari 275 juta jiwa penduduk dan 746 bahasa daerah.
Keragaman yang sedemikian rupa ini, menurutnya, berpotensi menimbulkan konflik yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk menanamkan kesadaran kolektif atas keberagaman tersebut sebagai sebuah kekuatan, bukan kelemahan.
Baca juga:Momen Haru dan Membagakan Wisudawan STAI Mempawah Tahun 2025-2026
Pendidikan multikultural didefinisikan sebagai proses di mana individu dan kelompok belajar untuk menginternalisasi fakta pluralisme budaya demi menciptakan masyarakat yang mengakui keragaman budaya. UNISMA, melalui program doktor Pendidikan Agama Islam, telah mengusung ciri khas multikulturalisme, sehingga dikenal sebagai Pendidikan Agama Islam Multikultural.
Beliu juga menjelaskan tentang produk dari pendidikan multikultural ini adalah lulusan yang memiliki multicultural awareness, yaitu kesadaran akan adanya multikulturalisme. Ini berarti mengakui perbedaan dalam kesederajatan tanpa mengurangi esensi perbedaan itu sendiri. Tujuannya adalah untuk memahami dan menghargai budaya orang lain yang dilandasi semangat menghormati dalam kebersamaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). UNISMA sendiri menekankan pengembangan tiga karakter utama pada mahasiswanya:
Baca juga:LKP3A Fatayat NU Landak Gelar Edukasi Pencegahan Kekerasan di Kalangan Pelajar
Karakter keislaman dengan paham Islam Ahlusunah Waljamaah yang toleran dan moderat dalam beragama.
Karakter intelektualitas yang unggul sesuai dengan program studi masing-masing.
Karakter kebangsaan yang kuat, cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, serta toleran terhadap perbedaan budaya.
Melalui seminar ini, UNISMA berharap dapat berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang damai dan harmonis, sejalan dengan visi Indonesia yang rukun dan bersatu.

