Jenazah Diantar Pakai Motor: Potret Pembangunan di Perbatasan Entikong Kalbar

ZONA KALBAR COM, SANGGAU – Di sebuah dusun yang terpencil, Dusun Badat Lama, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, pilu kembali menyayat hati warga. Kondisi jalan yang rusak parah telah merenggut hak mereka atas kehidupan yang layak.

Baca juga: Masyarakat Perbatasan di Ketungau Hulu Sampaikan Aspirasi ke Lasarus

Kali ini, bukan hanya kesulitan ekonomi atau akses kesehatan yang terhambat, tetapi juga hak untuk mengantarkan jenazah dengan layak ke peristirahatan terakhir.

Baca juga: Ketua Komisi V DPR RI Pantau Pembangunan Jalan Perbatasan Balai Karangan-Badau

Senin, 3 November 2025, menjadi hari yang tak terlupakan bagi warga Dusun Badat Lama. Seorang warga meninggal dunia, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat.

Namun, kesedihan itu bertambah berkali-kali lipat ketika mereka menyadari bahwa ambulans desa tak mampu menembus jalanan berlumpur yang menjadi penghalang.

Baca juga: Legislator Franciscus Sibarani Sebut Perlindungan Saksi dan Korban Tanggung Jawab Kemanusiaan

Jalan tanah liat yang menjadi satu-satunya akses menuju dusun itu berubah menjadi kubangan lumpur yang dalam dan licin setiap kali hujan tiba. Kendaraan roda empat, termasuk ambulans, tak berdaya menghadapi medan yang berat ini. Terperosok dan terjebak adalah risiko yang tak bisa dihindari.

“Upaya untuk menggunakan mobil ambulans pun gagal karena jalan tidak bisa dilalui,” ujar seorang warga dengan nada putus asa.

Di tengah keterbatasan dan mendesaknya waktu pemakaman, warga mengambil inisiatif yang menyayat hati. Jenazah diusung menggunakan sepeda motor (ojek), melintasi jalanan yang hancur dengan risiko yang sangat besar. Bayangkan, di atas motor yang reyot, jenazah itu dibawa melewati lumpur dan bebatuan, diiringi doa dan air mata keluarga yang berduka.

Baca juga: Bea Cukai Kalbar Berhasil Gagalkan Penyelundupan Rokok dan Daging Ilegal Senilai Rp2 Miliar

Peristiwa ini bukan sekadar potret buram infrastruktur di wilayah perbatasan, tetapi juga cermin ketidakadilan yang mendalam. Di tengah gembar-gembor pembangunan, warga Dusun Badat Lama seolah terlupakan. Akses jalan yang seharusnya menjadi urat nadi kehidupan, justru menjadi penghalang yang memisahkan mereka dari dunia luar.

Warga Dusun Badat Lama hanya bisa berharap, pemerintah daerah segera membuka mata dan hati untuk memberikan solusi nyata. Mereka tidak ingin kejadian serupa terulang kembali. Bukan hanya untuk urusan jenazah, tetapi juga untuk warga yang sakit, ibu hamil yang hendak melahirkan, anak-anak yang ingin bersekolah, dan aktivitas ekonomi yang terhambat.

“Kami berharap jalan segera diperbaiki. Bukan hanya untuk urusan jenazah, tapi juga untuk warga yang sakit dan aktivitas sehari-hari,” lirih seorang warga dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga: Cegah Penyelundupan, Bea Cukai Diminta Tegas terhadap Satu Truk Bermuatan Rotan Ilegal di Tapal Batas

Semoga, kisah pilu dari Dusun Badat Lama ini menjadi cambuk bagi para pengambil kebijakan. Jangan biarkan mereka terus hidup dalam keterbatasan dan ketidakadilan. Ulurkan tangan, berikan perhatian, dan wujudkan pembangunan yang merata hingga ke pelosok negeri.**

IKUTI ZONA KALBAR COM DI GOOGLE NEWS / BERLANGGANAN ZONA KALBAR COM MELALUI WHATSAPP