Kisah Cinta Islami Pemuda Pontianak

Cerita pendek mengenai Kisah Cinta Islami Pemuda Pontianak

Di tepian Sungai Kapuas yang tenang, di bawah rindang pohon rambutan, terukir kisah cinta Aisyah dan Fahri. Aisyah, gadis Pontianak yang dikenal akan kecantikan dan akhlaknya yang mulia, bertemu Fahri, pemuda tampan yang tekun mengaji di Masjid Raya Mujahidin. Pertemuan mereka bukan sekadar kebetulan. Sebuah ikatan tak terlihat, seperti benang merah yang dijalin Allah, menyatukan dua hati yang suci.

Baca juga: Opini Penggunaan Media Digital Di Daerah Terpencil

Cinta mereka tumbuh perlahan, seindah kembang sedap malam yang harum di malam hari. Tak ada pacaran yang melanggar syariat, hanya pertemuan-pertemuan singkat yang dipenuhi dengan bacaan ayat suci Al-Quran dan perbincangan tentang masa depan. Fahri selalu mengantar Aisyah pulang, langkah kaki mereka beriringan, menyemai benih-benih cinta yang halal dan suci.

Keluarga Aisyah dan Fahri sama-sama mendukung hubungan mereka. Mereka melihat keikhlasan dan kesungguhan dalam cinta kedua anak muda itu. Doa-doa dipanjatkan agar hubungan mereka diberkahi Allah SWT.

Baca juga: Apel Siaga dan Patroli Pengawasan Masa Tenang Pilkada

Proses taaruf berjalan lancar. Keluarga kedua belah pihak saling mengenal dan menemukan kesesuaian antara Aisyah dan Fahri. Tak ada paksaan, hanya kesepakatan yang dibangun di atas pondasi keimanan dan kepercayaan.

Pernikahan mereka dirayakan dengan sederhana namun penuh makna. Suasana kental dengan nuansa Islam, diiringi sholawat dan doa-doa yang merdu. Aisyah dan Fahri berjanji untuk saling menyayangi, menghormati, dan membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.

Kini, tahun-tahun telah berlalu. Aisyah dan Fahri telah dikaruniai anak-anak yang soleha dan solehah. Rumah tangga mereka menjadi contoh bagi masyarakat sekitar. Cinta islami mereka terus bersemi, menebar keharuman di tengah kehidupan yang kadang keras. Kisah cinta mereka menjadi bukti bahwa cinta yang berlandaskan iman akan selalu kuat dan abadi. Seperti sungai Kapuas yang terus mengalir, cinta mereka akan terus mengalir hingga ke jannah.

Kisah Cinta Islami Pemuda Pontianak merupakan fiktif belaka. Bila, ada kesamaan baik tokoh maupun alur itu bentuk ketidaksengajaan.

Komentar