Paus Fransiskus Ajak Umat Manusia Bangun Persaudaraan Sejati

PONTIANAK, ZONAKALBAR.COM – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar kegiatan Silaturahmi Kerukunan di Majelis Agama Katolik di Gedung Keuskupan Agung Pontianak pada hari Rabu (20/8/2025).

Dalam acara yang dihadiri oleh para pengurus FKUB Kalbar tersebut, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Pontianak, Pastor Fransiskus Yosnianto, OFMCap, memberikan paparan inspiratif mengenai semangat persaudaraan sejati.

Baca juga:Robo-robo Warga Sungai Adong, Supratman Sebut untuk Merawat Tradisi

Baca juga:FKUB Kalbar Gelar Bincang Kerukunan dan Refleksi Kemerdekaan untuk Indonesia Maju, Harmonis Bersatu

Pastor Yosnianto mengajak seluruh umat untuk meneladani semangat persaudaraan universal yang diajarkan oleh Santo Fransiskus dari Asisi dan ditegaskan kembali oleh Paus Fransiskus. Ia menjelaskan bahwa nama Paus Fransiskus diambil dari Santo Fransiskus dari Asisi, seorang tokoh yang hidup pada abad ke-12 dan dikenal dengan spiritualitas persaudaraan universal.

“Fransiskus dari Asisi mengajarkan bahwa semua makhluk, termasuk manusia, bulan, bintang, matahari, dan bumi, adalah saudara yang diciptakan oleh Tuhan yang sama,” ujarnya.

Baca juga:Kades Sungai Segak Paparkan Program Pembangunan pada Saat Musdes

Semangat inilah yang kemudian diangkat kembali oleh Paus Fransiskus dalam ensikliknya yang berjudul “Fratelli Tutti”. “Fratelli Tutti, yang berarti ‘Kita Semua adalah Saudara’, adalah sebuah seruan bagi seluruh umat Katolik untuk mengingat dan menghidupi kembali semangat persaudaraan yang telah dicontohkan oleh Fransiskus dari Asisi,” tambah Pastor Yosnianto.

Lebih jauh, ia menyoroti sebuah peristiwa bersejarah yang menjadi landasan kuat bagi dialog antaragama, yaitu pertemuan antara Santo Fransiskus dari Asisi dengan Sultan Malik Alkamil di Damieta, Mesir, pada tahun 1219, di tengah berkecamuknya Perang Salib Kelima.

“Tujuan Fransiskus saat itu bukanlah tujuan politis, melainkan untuk mencari perdamaian dan menyampaikan pesan Injil,” tegasnya.

Baca juga:PDI Perjuangan Kalbar Tebar Ratusan Paket Sembako di HUT Kemerdekaan

Meskipun pertemuan tersebut tidak secara langsung menghentikan perang, namun memberikan kesan yang mendalam bagi Sultan dan menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan Kristen dan Muslim. Peristiwa ini, menurut Pastor Yosnianto, terus menginspirasi upaya-upaya perdamaian di masa depan, termasuk penyelenggaraan Hari Doa Sedunia untuk Perdamaian di Asisi oleh Paus Yohanes Paulus II.

Pertemuan bersejarah itu juga menjadi dasar bagi Gereja Katolik untuk senantiasa mempromosikan dialog dan rasa hormat terhadap agama lain, bahkan di tengah situasi konflik sekalipun. Sikap terbuka Gereja Katolik ini, lanjutnya, secara konsisten ditunjukkan, misalnya melalui ucapan selamat yang selalu dikirimkan Paus kepada umat Islam di seluruh dunia setiap Ramadan dan Idul Fitri. Selain itu, ia juga mencontohkan banyaknya umat Muslim yang bekerja di berbagai institusi Katolik seperti sekolah, rumah sakit, dan yayasan, yang menunjukkan wujud nyata persaudaraan tanpa memandang keyakinan.