PONTIANAK, ZONAKALBAR.COM – Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Pontianak Korwilnus IX menggelar Dialog Kebangsaan Kita Indonesia dengan tema “Kalimantan Barat Miniatur Keberagaman Indonesia” di aula Pondopo Gubernur Kalbar, Pontianak, Sabtu (23/8/2025).
Baca juga:Profesor Zaenuddin Mengajak Masyarakat Kebahan Wakafkan Budaya Lokal
Baca juga:Menggali Kearifan Lokal Melalui Seminar dan Merawat Jejak Leluhur
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mewakili Gubernur Kalbar, didampingi Ketua Dewas RRI Anwar Mujahid Adhy Trisnanto, Anggota DPR RI Franciscus Maria Agustinus Sibarani dan Kepala RRI Pontianak Muhsin Zein disaksikan ratusan peserta. Selain digelar di Kota Pontianak, Dialog Kebangsaan Kita Indonesia juga digelar di seluruh RRI se-Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengapresiasi inisiatif RRI Pontianak yang menghadirkan ruang dialog kebangsaan sebagai wadah membangkitkan kembali rasa nasionalisme dan kebersamaan masyarakat Kalbar.
Baca juga:Sukses Jadi Pengibar Bendera Kubu Raya, Bupati Bakal Boyong Paskibraka Berdarmawisata Sejarah
“Bangsa Indonesia lahir dari semangat persatuan yang terjalin melalui keragaman suku, agama, ras, dan budaya. Di Kalimantan Barat sendiri terdapat lebih dari 22 suku yang hidup berdampingan secara harmonis. Inilah wajah Indonesia yang sesungguhnya, beragam namun satu, sebagaimana tertuang dalam semboyan luhur Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Harisson.
Ia menegaskan, tantangan kebangsaan saat ini tidaklah ringan, terlebih di tengah derasnya arus informasi, perkembangan teknologi, kecerdasan buatan, serta dinamika global yang membawa dampak kompleks. Menurutnya, hoaks, ujaran kebencian, polarisasi pandangan, serta menurunnya rasa saling percaya menjadi ancaman nyata bagi persatuan bangsa.
Karena itu, Harisson menilai peran media publik seperti RRI sangat strategis, bukan hanya sebagai penyampai informasi, melainkan juga sebagai perekat sosial, penjaga nalar publik, dan penggerak semangat kebangsaan.
Baca juga:Robo-robo Warga Sungai Adong, Supratman Sebut untuk Merawat Tradisi
“Melalui dialog kebangsaan ini, kita dapat membangun kesadaran kolektif bahwa kebhinekaan adalah kekuatan, menumbuhkan toleransi dan gotong royong, serta membuka ruang dialog sehat antara pemerintah dan masyarakat. Sinergi seluruh elemen bangsa sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas sosial dan mencegah konflik,” tambahnya.
Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI), Anwar Mujahid Adhy Trisnanto mengungkapkan, Dialog Kebangsaan Kita Indonesia ini merupakan satu diantara upaya RRI dalam merawat keteguhan Indonesia yang memiliki keberagaman.
“Dialog Kebangsaan Kita Indonesia Sesungguhnya ini demi meneguhkan semangat merawat persatuan di seluruh Indonesia. Ini juga mengingatkan kita semua, bahwa kitalah Indonesia sesungguhnya,” ujarnya.
Baca juga:Pertemuan Luar Biasa Untuk Menguatkan Kerukunan Regional Kalimantan
Meskipun diakuinya, keberagaman yang dimiliki Indonesia ada sisi positif dan negatifnya. Namun, menurut Anwar, yang terpenting adalah bagaimana untuk meningkatkan sisi baik dari keberagaman dan memperbaiki dari sisi keburukan.
“RRI merumuskannya, Kita Indonesia Sesungguhnya. Di mana kalimat kuncinya adalah Sesungguhnya. Jadi, dengan kita Indonesia sesungguhnya, kita mampu mengakui bahwa kita itu punya sisi-sisi baik tapi sekaligus juga punya sisi buruk, yang baik kita tingkatkan yang buruk kita perbaiki. Meskipun demikian kita tetap akan merasa bangga menjadi Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala LPP RRI Pontianak, Muhsin Zein mengatakan, dialog kebangsaan ini merupakan satu diantara langkah RRI dalam memberikan edukasi kepada masyarakat dan para pendengar, tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan hidup antar umat beragama, serta memperkuat kembali nilai-nilai ke Indonesia.
Terlebih kata Muhsin Zein, saat ini masih dalam momentum peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 80 dengen tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera Indonesia Maju”. Lembaga Penyiaran Publik senantiasa berupaya ambil bagian dalam mendukung berbagai program kerja pemerintah, muaranya tentu saja, diharapkan apa yang menjadi kebutuhan atau aspirasi masyarakat bisa tersampaikan.
Baca juga:Kunjungan FKUB Kalbar: Pastor Pius Barces Ungkap Fakta Soal Ritus dan Hirarki Gereja Katolik
“Sehingga bisa didengar oleh para pengambil kebijakan, dan menginformasikan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah, baik di tingkat pusat atau daerah, melalui berbagai program acara yang kami siarkan, baik secara terestrial, melalui kanal media sosial dan berita online di RRI.CO.ID,” ungkapnya.
Muhsin Zein menerangkan, bahwa program acara Kita Indonesia akan secara rutin dilaksanakan satu kali dalam sepekan, dengan topik beragam yang difokuskan pada penguatan nilai-nilai ke Indonesia-an. Dalam dialog ini, RRI melibatkan dari kalangan narasumber profesional lintas profesi, mulai dari akademisi, dinas atau lembaga terkait hingga mahasiswa dan pelajar.
“Dialog tersebut terbagi untuk tiga segmentasi pendengar, yaitu Pro 1 kalangan usia 30 tahun ke atas, Pro 2 untuk segmentasi pendengar usia remaja dan Pro 4 khusus untuk segmentasi budaya,” kata Muhsin Zein.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas PGRI (UPGRI) Pontianak, Muhammad Firdaus, menegaskan pendidikan karakter harus betul-betul ditanamkan kepada peserta didik. Menurutnya, Pendidik yaitu guru harus paham betul pendidikan karakter yang akan disampaikan. Menurutnya, pendidikan agama itu menjadi dasar yang penting, dasar-dasar pokok untuk keberlangsungan bangsa ini. Kemudian mengenai kejujuran, juga harus ditekankan pula.
Baca juga:Perjuangkan Listrik Desa, Pemkab Kubu Raya Siapkan Strategi Jolok Bersama
Anggota DPR RI, Franky Sibarani, menegaskan pentingnya memperkuat penghayatan ideologi Pancasila di kalangan generasi muda sebagai tugas besar bangsa. Franky menilai, masyarakat Kalimantan Barat sudah menunjukkan kecintaan tinggi terhadap tanah air melalui beragam aktivitas budaya yang mempersatukan. Namun, ia menyoroti hasil survei Setara Institute tahun 2023 yang menunjukkan 83,3 persen siswa SMA beranggapan ideologi Pancasila dapat diubah.
Sebagai langkah ke depan, Franky menekankan perlunya melibatkan pemuda, mahasiswa, dan organisasi kepemudaan dalam program pembinaan ideologi Pancasila. Ia menyebut kegiatan seperti yang dilakukan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) harus lebih diarahkan kepada generasi muda.
Untuk diketahui, Dialog Kebangsaan Kita Indonesia di Pontianak ini diikuti oleh 500 orang peserta. Terdiri dari, tokoh adat, tokoh agama, mahasiswa dan pelajar serta pelaku industri kreatif. Kemudian hadir sebagai narasumber Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Barat, Manto; Anggota DPR RI, Franciscus Maria Agustinus Sibarani; Dewan Pengawas LPP RRI Anwar Mujahid Adhy Trisnanto dan Rektor Universitas PGRI Pontianak Muhammad Firdaus, serta Putri Indonesia Kalbar 2025, Ridha Annisakinah.