Ekspor-impor Kalbar pada Juni 2025 masih surplus

ZONA KALBAR, PONTIANAK – Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat perkembangan ekspor-impor Kalbar pada Juni 2025 mengalami fluktuasi.

Disampaikan Kepala BPS Kalbar, Saichudin bahwa nilai ekspor Kalbar mengalami kenaikan tipis secara bulanan, namun menurun jika dibandingkan tahun lalu.

“Nilai ekspor di kalbar mengalami peningkatan secara bulanan dibandingkan dengan Mei 2025, yaitu meningkat sebesar 0,28 persen, yaitu Rp163,59 juta,” sebut Saichudin melalui rilis Resmi Statistik (BRS) pada Jumat 1 Agustus 2025.

BACA JUGA:

Tips Sukses Bisnis Laundry

Peluang Bisnis di Desa: Berdasarkan Potensi Lokal

Potensi Bisnis di Kota Pontianak

Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, sebutnya, nilai ekspor justru mengalami penurunan sebesar 11,36 persen.  Adapun negara tujuan utama ekspor Kalbar adalah Tiongkok, Belanda, dan Bangladesh.

“Ekspor terbesar ke Tiongkok dengan nilai 41,06 juta USD, disusul ke Belanda 26,62 juta USD, dan ke Bangladesh sebesar 18,15 juta USD. Dengan komoditas utama adalah alumina dan fraksi cair minyak sawit,” bebernya.

Ia menjelaskan, bahwa volume dan nilai ekspor alumina ke Tiongkok dan Belanda mencapai 164,52 juta ton atau senilai 59,30 juta USD. Sementara itu, ekspor fraksi cair minyak sawit ke Bangladesh mencapai  19 juta ton dengan nilai 17,62 juta USD.

“Perkembangan ekspor pada bulan Juni 2025 secara bulanan mengalami kontraksi sebesar 15,72 persen dikarenakan adanya penurunan nilai ekspor komoditi lokomotif dan peralatan kereta api atau kontainer sebesar negatif 35,71 persen,” terang Saichudin.

Namun, secara tahunan ekspor Kalbar mengalami lonjakan. Dimana Ekspor secara tahunan mengalami kenaikan 35,62 persen dikarenakan peningkatan nilai ekspor komoditi mesin-mesin pesawat mekanik 6.300 persen, pipa sebesar 944,44 persen, dan lokomotif dan peralatan kereta api atau kontainer sebesar 462,50 persen.

“Impor terbesar ke Kalbar dari negara Tiongkok 14,42 juta USD dengan komoditi kapal penumpang dan barang, disusul Malaysia sebesar 10,96 juta USD dengan komoditi tenaga listrik, disusul Singapura sebesar 6,39 juta USD dengan komoditi bahan bakar diesel,” katanya.

Artinya, Kalbar masih mencatat surplus perdagangan. “Neraca perdagangan pada bulan Juni 2025 secara bulanan meningkat 5,56 persen yaitu sebesar 129,43 juta USD. Namun angka ini jika dibandingkan dengan Juni 2024 mengalami penurunan sebesar 18,79 persen,” tutupnya.**