ZONA KALBAR, PONTIANAK – Menanggapi insiden keracunan yang dialami 20 siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Gubernur Kalbar Ria Norsan, mengaku geram lantaran tidak tahu siapa koordinator program di wilayahnya dan tidak pernah diajak berkoordinasi.
Dirinya juga harus menghubungi pihak pusat untuk mencari tahu koordinator di tingkat wilayah. “Saya masih mencari siapa koordinator MBG ini. Di pemda tidak ada. Sampai saya telepon kepala MBG di pusat,” kata Norsan pada Rabu (24/9/2025).
BACA: Ratusan Siswa di Bandung Barat Keracunan Makanan MBG
Karena tidak ada koordinasi, kata Norsan, mengakibatkan pemerintah daerah kerap disalahkan masyarakat saat terjadi masalah di lapangan, seperti peristiwa keracunan ini.
“ketika ada keracunan, masyarakat menyerang kita. Padahal tidak pernah ada koordinasi dengan pemda,” imbuhnya.
BACA: Mengaku Pusing, Gubernur Kalbar Minta Koordinator Tunggal Terkait MBG
Mantan Bupati Mempawah itu, akan segera memanggil koordinator MBG di Kalbar guna berkoordinasi dan meminta klarifikasi.
“Saya sedang mencari siapa koordinator MBGnya, karena tidak pernah berkoordinasi dengan kita. Akan segera saya panggil terkait hal tersebut,” tegasnya.
Pihak dapur MBG, menurutnya, harus bertanggung jawab penuh atas insiden keracunan ini. “Ini menyangkut kepentingan masyarakat, kepentingan Kalbar juga. Jangan jalan sendiri-sendiri,” ucap Norsan.
BACA: Biadab! Oknum Polisi Perkosa Tahanan Perempuan di Bengkulu
Norsan mengatakan bahwa ini bukan sekadar urusan teknis penyedia makanan, melainkan soal keselamatan anak-anak.
“Ini bukan soal bisnis, tapi soal pertanggungjawaban. Anak-anak keracunan, untung masih bisa diselamatkan. Kalau sampai ada yang meninggal dunia, itu masalah serius,” tutupnya.**