zona kalbar – Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara. Berdasarkan data Kantor Wilayah DJKN Kalbar yang dimuat di laman Kemenkeu.co.id (12/02/2025), kunjungan wisatawan ke Kalbar meningkat pesat hingga 75,86 persen di awal tahun 2025.
Hal ini senada dengan laporan Disporapar Kalbar yang menyebutkan jumlah wisatawan mencapai 8,1 juta orang pada 2024, naik 42 persen dari tahun sebelumnya.
BACA JUGA:
Empat artis Asal Kota Singkawang Kalbar sukses: Berikut Akun Instagramnya
Satgas Halal Lakukan Pengawasan RPH Kota Singkawang Kalbar
Event budaya seperti Sembahyang Kubur, Gawai Dayak, hingga Festival Cap Go Meh menjadi magnet utama wisatawan. Khususnya Cap Go Meh di Kota Singkawang, yang tidak hanya menyedot wisatawan lokal dan mancanegara, tetapi juga dihadiri pejabat negara, termasuk Wakil Presiden RI.
Namun di balik pesona Kota Singkawang yang dijuluki Kota Tertoleran ini, muncul persoalan serius: bau tak sedap dari aliran Sungai Singkawang.
Warga mengeluhkan kondisi sungai yang kian tercemar, berwarna hitam, penuh sampah, dan menimbulkan bau menyengat. Situasi ini membuat masyarakat resah, apalagi banyak yang beraktivitas sehari-hari di sekitar bantaran sungai.
“Setiap sore, baunya makin terasa. Kami tidak nyaman, anak-anak sering batuk, dan tamu yang ngopi juga enggan berlama-lama,” ungkap salah seorang warga.
Bau tersebut diduga berasal dari tumpukan sampah rumah tangga dan limbah yang tidak tertangani. Jika dibiarkan, bukan hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga merusak citra Singkawang sebagai destinasi wisata unggulan Kalbar.
Baca juga: Dialog dan Doa Bersama Menjadi Penguat Kerukunan di Kalbar
Legislator Niken Tia Tantina Angkat Bicara
Niken Tia Tantina, Anggota DPRD Provinsi Kalbar dari Fraksi PDI Perjuangan menilai Pemprov Kalbar harus segera melakukan rehabilitasi dan normalisasi sungai.
“Kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Sungai adalah urat nadi kota. Saya sudah berulang kali mendesak Pemprov untuk bertindak, tetapi belum ada langkah nyata hingga sekarang,” tegas Niken.
Menurutnya, upaya yang perlu dilakukan meliputi rehabilitasi, perbaikan sarana dan prasarana, fasilitas pengolahan limbah, serta edukasi warga untuk menjaga kebersihan sungai. Ia menegaskan sungai Singkawang merupakan kewenangan pemerintah provinsi, sehingga harus segera direspons.
“Keluhan warga harus dijadikan prioritas. Pemprov perlu serius mengalokasikan anggaran untuk perbaikan sungai. Jika dibiarkan, citra Kalbar sebagai daerah tujuan wisata bisa tercoreng,” ujarnya.
Sebagai wakil rakyat, Niken menegaskan dirinya berkewajiban menyampaikan aspirasi masyarakat kepada eksekutif. “Tugas kami adalah memperjuangkan aspirasi warga. Soal diakomodasi atau tidak, itu tergantung pemerintah. Tetapi masyarakat harus tahu, kami tidak tinggal diam,” tambahnya.
Baca juga: Himbauan FKUB Kalbar Untuk Kerukunan, Kedamaian Kalbar dan Indonesia
Hingga kini, warga masih menanti langkah konkret dari Pemerintah Provinsi Kalbar maupun Pemkot Singkawang. Mereka berharap Sungai Singkawang kembali bersih, sehat, dan menjadi kebanggaan, bukan justru sumber keresahan.**