Gelar Dialog Publik, GMNI Al-qolam Sebut Kemajuan Demokrasi Indonesia

ZONAKALBAR.COM – Komisariat GMNI Al-qolam menggelar dialog public & silaturrahmi kader serta alumni GMNI Al-qolam dan UNIRA Kabupaten Malang. Kegiatan ini juga dalam rangka musyawarah Komisariat (musakom) GMNI Al-qolam ke-XII. Dialog publik tersebut diikuti oleh kader hingga alumni Keluarga Besar GMNI Al-qolam, UNIRA Kabupaten Malang maupun dari berbagai daerah yang juga ikut secara virtual melalui zoom meeting.

Konten Pilihan:

Arbayanto Komisioner KPU Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang hadir sebagai narasumber mengatakan bahwasanya indonesia merupakan negara dengan sistem demokrasi. Dalam kehidupan berdemokrasi hak – hak dasar setiap seseorang harus terpenuhi, hak menyampaikan pendapat dimuka umum, hak dipilih dan memilih dalam pemerintahan dan hak kebebasan.

“implementasi demokrasi di Indonesia yang berlangsung selama ini sudah onthetrack. sejak pemilu langsung pertama pada tahun 2004 pasca reformasi digelar hingga saat ini pemilu sebagai musyawarah besar perwujudan dari hak-hak masyarakat tersebut berjalan baik dan sudah sesuai dengan semangat demokrasi itu sendiri,” kata Arbayanto.

Kemajuan demokrasi di Indonesia tersebut menurut nya dapat dilihat dalam angka partisipasi pemilu. Ia mengatakan angka partisipasi pemilihan legislatif di Indonesia pada tahun 2019 lalu berada pada angka 82 persen dan pilpres 84 persen.

“angka partisipasi tersebut mengungguli negara amerika yang angkanya 70 persen. Tentu menjadi kemajuan besar bagi demokrasi indonesia, saya rasa ini sudah onthe track karena dibandingkan dengan angka partisipasi pemilu di amerika, Indonesia cukup tinggi dibandingkan Amerika,” tuturnya.

“Secara efektivitas proposional tertutup lebih mudah kepada penyelenggara akan tetapi sebagai penyelenggara kami tidak dapat berkomentar dan kami pasrah menjalankan kebijakan undang-undang,” tambahnya.

Sementara Sekretaris Persatuan Alumni GMNI Provinsi Jawa Timur, Syaifudin Zuhri mengatakan dalam sejarah perjalanan bangsa indonesia perbedaan merupakan rahmat yang diberikan kepda bangsa Indonesia. dalam proses penggalian menuju jalan indonesia merdeka sebagai satu negara Indonesia. Dalam sejarah perjalanan bangsa pada mas awal kemerdekaan 3 bulan pasca kemerdekaan bahwa pemilu pertama dilaksanakan di Indonesia ada 1946 baru terlaksana pertama kali pada tahun 1955.

“Memasuki era 25 orde reformasi dari mulai 2004 sampai menurut beliau sistem profesional terbuka merupakan praktek demokrasi liberal. Hal itu bertentangan dengan konsep demokrasi menurut soekarno, dalam implementasinya sistem profesional terbuka melahirkan banyak praktek kotor yakni many politik, hal itu dapat dilihat dalam survei kpu batu pada saat pilkada 2015. 70 persen many politik terjadi pada Pemilukada kota Batu,” sebutnya.

Kiyai Thoriq Bin Ziyad yang juga alumni GMNI menyebutkan selain kekayaan Sumber daya alam yang perlu dijaga dan SDM masyarakat Indonesia juga perlu di jaga lestarikan. Dalam terminologi santri, santri adalah insan taat kepada republik Indonesia. negara harus memberikan definisi khusus terhadap santri.

“Karena santri ini merupakan karakter pendidikan asli Indonesia,” ujarnya.**