ZONA KALBAR – i tengah perjuangan keras membangun keluarga dan meraih mimpi bersama, terkadang kenyataan datang dengan luka yang tak terduga. Kisah Melda Safitri, seorang ibu dua anak dari Aceh Singkil, menggoreskan duka yang dalam bagi banyak orang yang mendengarnya.
BACA JUGA: Polisi Sita Rumah dan Tanah di Kubu Raya Terkait Gratifikasi Eks Pejabat Balai Perumahan Kalbar
Ia bukan hanya sosok istri biasa, melainkan perempuan tangguh yang berjuang dari nol mendampingi suaminya menapaki jalan berat menuju pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Namun, ironisnya, saat harapan itu hampir menjadi nyata, Melda justru diceraikan suaminya hanya tiga hari sebelum pelantikan yang telah lama mereka nanti-nantikan.
Berjuang Bersama, Terluka Sendiri
Melda, atau yang akrab disapa Fitri, bukan hanya menemani suaminya dalam perjuangan. Ia turut berkontribusi secara nyata, berjualan cabai dan sayuran demi menambah penghasilan keluarga agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan menyiapkan atribut dan pakaian pelantikan suaminya. Semua itu dilakukannya dengan penuh harap dan cinta.
BACA JUGA: Anggota DPRD Kalbar Suib Kawal Ulama dan Pondok Pesantren
Namun, harapan itu harus pupus ketika suaminya, yang telah melewati perjuangan bersama, memilih mengakhiri pernikahan mereka secara mendadak.
Hanya karena sebuah pertengkaran kecil—suaminya pulang ke rumah dan marah karena tidak ada lauk di meja makan—Fitri harus menerima kenyataan pahit diceraikan. Kata “cerai” diucapkan dengan dingin, tanpa memberi ruang untuk dialog atau pengertian.
Pertengkaran itu bukan semata soal lauk makan, melainkan cerminan dari ketegangan dan luka yang selama ini tersembunyi. Suaminya melontarkan kata-kata kasar yang merobek hati Fitri, melukai harga dirinya sebagai perempuan dan istri yang telah berjuang tanpa kenal lelah.
Fitri harus menghadapi kenyataan bahwa perjuangan dan pengorbanannya selama ini dianggap sia-sia. Ia merasa dikhianati oleh orang yang selama ini ia dukung dan cintai. Ia tak hanya kehilangan suami, tapi juga rasa aman dan kebahagiaan keluarga yang selama ini ia bangun dengan susah payah.
BACA JUGA: Bea Cukai Kalbar Berhasil Gagalkan Penyelundupan Rokok dan Daging Ilegal Senilai Rp2 Miliar
Perjuangan Sendiri Demi Anak dan Kehidupan
Kini, Fitri harus bertahan hidup sendiri bersama dua anak kecilnya, menggantungkan harapan pada hasil jualan gorengan dan minuman di depan rumah. Meski berat, wanita ini tetap berusaha kuat demi masa depan anak-anaknya. Ia bahkan sudah berusaha berdamai dan melakukan mediasi, namun suaminya tetap kukuh pada keputusan cerai.
Tidak ada lagi yang mengantar Fitri pergi ketika ia kembali ke rumah orang tuanya, hanya tetangga yang penuh kasih yang hadir memberikan pelukan perpisahan. Fitri merasa dikhianati tidak hanya oleh suaminya, tetapi juga oleh keluarga mertuanya yang dulu menolak dan kini memilih diam.
Suara Hati yang Ingin Didengar
Fitri tak ingin membuka aib rumah tangganya, ia hanya ingin dihargai dan dihormati sebagai perempuan yang telah berjuang dari nol, bersama suaminya. Ia ingin dunia tahu bahwa perjuangan seorang istri tidak boleh dianggap remeh, apalagi diperlakukan seperti ini.
BACA JUGA: Wagub Krisantus Ingatkan SPBU Harus Bersih dari Sarang Mafia Solar, yang Nakal Disaksi
Unggahan Fitri di media sosial mengundang simpati dan dukungan dari ribuan warganet yang merasa terenyuh dengan kisahnya. Banyak yang mengingatkan, jabatan dan pangkat tidak seharusnya menjadi alasan untuk meninggalkan keluarga yang telah dibangun bersama.
Harapan Keadilan dan Perlindungan
Kisah Fitri kini menarik perhatian Gerakan Nasional Perlindungan Perempuan dan Anak (Germas PPA) yang siap memberikan pendampingan hukum dan psikologis. Mereka menegaskan bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah tanggung jawab negara dan masyarakat.
Melda Safitri adalah cermin dari banyak perempuan yang berjuang dalam sunyinya, seringkali tanpa suara dan tanpa perlindungan yang memadai. Kisahnya adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih menghargai, melindungi, dan memperjuangkan hak perempuan yang telah berjuang dari nol.
BACA JUGA: Disebut Cuma Bawa Koper Pakaian, KPK Klaim Amankan Dokumen dari Rumah Gubernur Kalbar
________________________________________
Semoga kisah Melda Safitri mengingatkan kita bahwa di balik setiap keberhasilan ada cerita perjuangan yang tak selalu terlihat. Dan bahwa cinta serta penghargaan harus selalu menjadi fondasi dalam membangun keluarga dan kehidupan bersama. Jangan biarkan pengorbanan seorang perempuan berakhir dengan luka dan keheningan. Semoga Fitri dan anak-anaknya mendapatkan keadilan dan kebahagiaan yang sejati di masa depan.

