Tidak Bersolawat Bila Mendengar Nama Nabi, Tergolong Orang Pelit

Pelit berarti tak mau berbagi dan umumnya bukan hanya tak mau berbagi dengan orang lain, terkadang pelit yang sudah akut justru juga pelit pada dirinya sendiri.

Dan orang yang paling pelit menurut nabi adalah orang yang tidak bersolawat kepada nabi ketika mendengar nama nabi disebutkan, seperti hadis dibawah ini:

عَنْ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: البَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ.

“diriwayatkan dari sayyidina husain bin bin ali bin abi tholib, beliau berkata. Rosululloh SAW bersabda: orang yang pelit adalah orang yang disebutkan namaku disisinya dan ia tidak bersolawat kepadaku”. (HR. At-turmuzdi).

Diriwayat lain dari dari jalur <ibnu abi ‘ashim> dengan redaksi sebagaimana berikut:

عن ابْنُ أَبِي عَاصِمٍ: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَبْخَلِ النَّاسِ؟ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ فَذَلِكَ أَبْخَلُ النَّاسِ»

“Diriwayatkan dari ibnu abi ‘ashim: apakah aku tidak memberi tahu kalian akan orang yang paling pelit?. sahabat menjawab. iya wahai rosululloh, nabi berkata: orang yang disebutkan namaku disisinya dan ia tidak bersolawat kepadaku, maka orang itulah orang yang paling palit”.

Dari hadis diatas, secara tidak langsung nabi menyuruh kita untuk berfikir, apa korelasinya ketika disebutkan nama nabi, kemudian tidak bersolawat lalu dianggap pelit?.

Tulisan Muhammad Atid Lainnya: Tanggapan Pribumi Kepada Vidionya Syeikh &#8216;Ali Jaber

Untuk menjwab kejanggalan diatas, bagi generasi _muqollid_ pengikutnya ulamak mazhab seperti kita tentu yang lebih aman adalah dengan melihat bagaimana ulamak memaknai hadis diatas.

*Penuturan ulamak ahli hadis tentang makna hadis diatas*

imam al-manawi didalam kitabnya _faidul qodir_ mengatakan, orang yang tidak bersolawat ketika mendengar nama nabi di sebutkan dianggap orang yang paling pelit pada dirinya sendiri, dikarnakan pada hakekatnya orang itu telah mengahalangi sepuluh rahmat alloh untuknya denga tidak bersolawat kepada nabi.

Disamakan dengan orang yang paling pelit untuk menginfaqkan sebagian hartanya pada kebaikan, karna baik tidak bersolawat atau pelit sama sama menjadi penghalang baginya untuk memperoleh pahala.

Al-fakihani mengatakan, orang yang tidak membaca solawat ketika nama nabi di sebut adalah seburuk buruk dan sejelek jeleknya prilaku pelit.

Terkait menyebut selain mana nabi, seperti menyebut sifatnya, dan gelar atau julukannya nabi, apakah juga sama dengan nama nabi?.
Berikut kutipan dari pengarangnya kitab al-ithaf sebagaimana berikut:

هذا صادق بذكر اسمه وصفته وكنيته وما يتعلق به من المعحزات
“ini(nama nabi disebut) juga mencakup nama aslinya, sifanya, julukannya, dan apa apa yang masih berkaitan dari kemukjizatan”.

*Hukum membaca solawat ketika nendengar nama nabi disebut*

Lagi lagi ulamak tidak ada kata sepakat terkait hukum membaca solawat ketika nama nabi disebutkan.

*Pendapat pertama* mengatakan wajib hukumnya membaca solawat setiap kali mendengar nama nabi disebut. Pendapat ini didukung oleh sekelompok kecil ulamak diantaranya adalah imam at-thohawi, imam al-halimi, dan al-hafid ibnu katsir. pendukung pendapat ini mengokohkan pandangannya dengan beberapa dalil, diantaranya adalah hadis nabi yang di riwayatkan oleh sayyidina husain bin ali diatas dan beberapa hadis dibawah ini:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. من سره أن يكتال بالمكيال الأوفي إذا صلى علينا أهل البيت فليقل اللهم صلى على محمد النبيالأمي

“Dari abu hurairoh ia berkata. nabi bersabda: barang siapa yang ingin bahagia dengan timbangan yang mencukupi. ketika ahlul bait bersolawat kepadaku, maka ucapkanlah _allohumma sholli ala muhammadin an-nabiyyil ummiyyi_. (HR. abu daud).

عن بن عباس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من نسي الصلاة علي اخطأ طريق الحنة

“dari ibnu abbas ia berkata. rosululloh SAW bersabda: barang siapa yang lupa bersolawat kepadaku maka akan lupa jalannya surga”. (HR. ibnu majjah)

Ibnu hajar al-haitami mengatakan, oleh karna semua hadis diatas dan hadis hadis yang lain berisi ancaman yang berat seperti masuk neraka, doa jibril ketika nabi naik mimbar yang diulang sampai tiga kali, dan doa nabi yang berisi hinaan, maka dosanya tergolong dosa besar bagi yang mengabaikannya.

*Pendapat kedua* adalah pendapat sebagian ulamak yang dikutip oleh imam al-baihaqi. Pendapat ini mengatakan hanya wajib bersolawat satu kali saja ketika ada disuatu majlis yang mana, nama nabi disebutkan berulang ulang didalamnya. sedangkan selebihnya hanya sunnah saja. pendapat ini berlandaskan hadis nabi dibawah ini:

عن ابي هريرة رضي الله عنه عن الني صلى الله عليه وسلم قال ما جلس قوم مجلسا لم يذكروا الله فيه ولم يصلوا علي نبيهم الا كان عليهم ترة يوم القيامة فإن شاء عذبهم وإن شاء غفرلهم.

“Dari abi huroiroh, dari nabi SAW. beliau bersabda: tidaklah suatu kaum duduk disuatu majlis yang didalamnya tidak menyebut nama alloh, dan tidak pula bersolawat pada nabinya, kecuali akan ada padanya kerugian dan penyesalan kelak dihari kiamat. Jika alloh berkehendak alloh akan menyiksanya dan jika alloh berkehendak alloh akan mengampuni mereka”.

*Pendapat ketiga* mengatakan tidak wajib secara mutlaq kerna berpijak dari ijmaknya ulamak bahwa kewajiban membaca solawat itu hanya didalam solat saja.

Meskipun pendapat ini adalah pendapat mayoritas ulamak, akan tetapi masih disangsikan oleh ibnu hajar al-haitami didalam kitabnya _az-zawajir_, beliau mengatakan:

وأما على ما عليه الأكثرون من عدم الوجوب فهو مشكل مع هذه الأحاديث الصحيحة.

“Sedangkan menurut pendapat yang didukung oleh mayoritas ulamak akan ketidak wajibannya (membaca solawat ketika mendengar nama nabi disebut) adalah membingungkan dengan adanya hadis hadis soheh ini (yang memuat ancaman yang berat)”.

Konotasi dari ancaman itu menurut ibnu hajar sangat jelas mengarah pada hukum haram. Sementara pendapat mayoritas ulamak terkesan mengabaikan ancaman ancaman itu, sehingga mengatakan tidak wajib hukumnya membaca solawat ketika mendengar nama nabi disebut.

Berangkat dari kejanggalan itulah kemudian ibnu hajar al-haitami didalam kitabnya _az-zawajir_ mencoba memadukan keduanya dengan mengatakan, kemungkinan ancaman ancaman itu oleh mayoritas ulamak dialamatkan pada orang yang tidak bersolawat ketika mendengar nama nabi disebut bila disertai dengan hal hal yang mengindikasikan tidak menghormati dan tidak mengagungkan nabi SAW. seperti sambil bermain dan bermusik yang diharamkan, hal itulah yang dianggap perbuatan fasiq oleh hadis hadis diatas. jika tidak, maka ancaman itu juga tidak berlaku. sehingga ketika diarahkan demikian kiranya tidak bertentangan antara hadis hadis yang memuat ancaman diatas dengan pendapatnya para imam imam terkemuka dalam Mazhab masing masing. Sekian semoga manfaat _wallohu a’lamu bissowab_

Penulis: Muhammad atid