PDIP dan Demokrat Stabil, PAN dan PPP Terancam

Zona Politik – Fenomena swing voters atau pemilih yang bisa berpindah dari satu partai ke partai lain masih cukup besar di Indonesia.

Pemilih swing ini bisa mengubah komposisi dukungan partai-partai politik di Indonesia pada Pemilu 2024. Ada dua partai yang memiliki pemilih loyal dan tidak mudah pindah, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat.

Sementara dua partai yang terancam kehilangan kesempatan lolos ke Senayan adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan.

Demikian analisa ilmuwan politik Prof. Saiful Mujani dalam program Bedah Politik bertajuk ”Pergeseran Pemilih Partai Menjelang Pemilu 2024” yang tayang di kanal Youtube SMRC TV pada Kamis, 1 September 2022. Video utuh pemaparan Prof. Saiful Mujani bisa disimak di sini: https://youtu.be/y8fONfZEq88

Baca juga: Link Download dan Nonton Film Sayap-Sayap Patah LK21, IndoXXI, di Situs Online Layar Kaca 21

Saiful menjelaskan bahwa dari Pemilu ke Pemilu, partai yang mendapatkan suara terbanyak bisa berganti-ganti secara ekstrim. Ini disebut sebagai fenomena swing voters.

Tapi dalam dua Pemilu terakhir, kata Saiful, komposisi perolehan suara partai relatif stabil. Hanya saja, ada partai yang hilang, juga ada partai yang melemah.

PDIP, misalnya, naik sekitar 1 persen dibanding Pemilu 2014. Artinya pasti ada partai yang jadi korban, walaupun itu hanya 1 persen. Bisa dilihat bahwa partai yang cukup besar turun suaranya adalah partai Golkar.

Bersamaan dengan naiknya PDIP, juga bisa dilihat kenaikan yang cukup signifikan pada partai Gerindra.

Dilihat dari total suara, pemilih Gerindra lebih banyak dibanding Golkar, walaupun kursi Golkar di parlemen lebih banyak dari kursi Gerindra, karena nilai suara di basis-basis Golkar lebih murah dibanding Gerindra.

Baca juga: SMRC: Hanya 32 Persen warga yang Tahu BBM Disubsidi

Juga ada kenaikan suara pada Nasional Demokrat (Nasdem), dari 7 persen menjadi sekitar 9 persen. Pada saat yang sama, ada penurunan cukup tajam pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Artinya, menurut Saiful, ada perubahan-perubahan pemilih. Yang tadinya, misalnya, memilih PPP menjadi tidak memilih partai tersebut, pindah ke partai yang lain.

Untuk melihat partai mana yang memiliki pemilih yang loyal dan tidak, SMRC melakukan survei opini publik secara nasional dengan mengajukan pertanyaan pada para pemilih yang ikut Pemilu 2019: “kalau bapak atau ibu memilih sekarang, partai mana yang akan dipilih?”